Bulan Ramadhan, bulan paling istimewa bagi umat muslim di dunia. Meskipun ibadah yang dilakukan sama, namun ada kebiasaan-kebiasaan atau tradisi unik yang berbeda di masing-masing negara.
Hal ini tentu kerap membuat warga asing merasa kaget. Seperti yang dirasakan Fouly, pemuda Arab Mesir yang kuliah di Indonesia.
"Kesan pertama puasa di Indonesia sangat berbeda dengan puasa di Arab seperti saya di Mesir," cerita Fouly di chanel youtubenya yang berjudul "Ramadhan di Arab vs Ramadhan di Indonesia (culture shock).
Kemudian dirinya menyebut pertama soal takjil buka puasa.
"Jadi saya ditelpon teman untuk mencari takjil. Saya heran kalau di bahasa Arab takjil itu artinya mempercepat. Jadi mencari mempercepat apa? Saya bingung. Baru kemudian saya tahu kalau takjil itu makanan ringan sebelum makanan berat.
Kalau takjil begitu di Mesir juga ada mereka di pinggir jalan jual kurma dan susu kurma," sebutnya.
Bukan itu saja, Fouly sebut dirinya alami culture shock saat shalat tawarih. "Saya shalat, setelah 8 rakaat, saya selesai dan mau pulang. Tapi saya lihat jamaah lain di masjid masih lanjut shalat. Saya bingung, tapi saya ikut saja.
Oh ternyata di Indonesia banyak tarawih 20 rakaat. Kalau di Mesir mayoritas 8 rakaat, ada juga masjid 20 rakaat bahkan 36 rakaat," sebutnya.
Lalu dia juga sempat kaget ketika ada teman kampus perempuan dengan terbuka menyebut tidak puasa karena datang bulan. "Kalau di tempat saya, perempuannya bahkan ada pura-pura puasa. Malu kalau diketahui datang bulan," sebutnya.
Tetapi ada juga kesan yang dirinya sukai di Indonesia. "Kalau di Indonesia sahur jam 4 buka jam 5, puasa sekitar 13 atau 14 jam. Kalau di Mesir kan ada 4 musim, tapi kalau musim panas puasanya bisa sampai 18 jam. Jadi walau sebenarnya saya rindu ramadhan dengan keluarga di Mesir. Tapi puasa di Indonesia saya suka," katanya.
No comments:
Post a Comment